Selasa, 22 November 2022

pengertian interaksi antar ruang

Edit Posted by with No comments

 

Pengertian Interaksi Antarruang

Sebelum kita masuk ke interaksi antarruang, ada baiknya kita pahami dulu nih makna dari ruang itu sendiri.

Mungkin elo berpikir kalau ruang yang dimaksud itu kayak ruang makan, ruang tunggu, atau bahkan ruang tamu. Tapi itu nggak salah sih, itu juga disebutnya ruang.

Salah itu kalau misal elo tadi nyebutnya ruang kutub atau ruang madu, itu sih namanya beruang, bukan ruang.

Ruang yang gue maksud di sini itu artinya jauh lebih luas lagi daripada itu. Ruang bisa diartikan sebagai tempat di bumi yang bisa kita tempati. Misalnya pegunungan, pesisir pantai, ataupun perkotaan.

Terus, mengapa terjadi interaksi antarruang?

Penyebab terjadinya interaksi antarruang ini karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan interaksi. Selain itu, setiap ruang/wilayah pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga mereka harus berinteraksi dengan ruang yang lain supaya kekurangannya dapat terpenuhi.

Dengan kata lain, interaksi antarruang adalah hubungan interaksi yang saling memengaruhi antara suatu wilayah dengan wilayah yang lainnya. Biasanya mereka berinteraksi untuk saling memenuhi kebutuhan hidup di wilayahnya.

Baca Juga: Wilayah dan Tata Ruang Indonesia

Adanya interaksi antar satu ruang dengan lainnya disebabkan oleh beberapa kondisi, contohnya seperti:

  1. Saling Melengkapi

Sama seperti kita, ruang juga akan berinteraksi jika mereka merasa saling melengkapi.

Misalnya, wilayah A banyak buah-buahan segar tetapi kekurangan sayur-sayuran. Sedangkan wilayah B malah banyak sayur-sayuran dan kekurangan buah-buahan. 

Nah, akhirnya terjadi deh tuh, interaksi antara wilayah A dengan wilayah B untuk saling memenuhi kebutuhan wilayahnya.

  1. Kesempatan Antara

Kalau ada kesempatan yang lebih menguntungkan, pasti kita lebih memilih itu bukan? Ruang pun seperti itu dalam berinteraksi dengan ruang lainnya.

Misal tadi wilayah A yang kekurangan sayur-sayuran, kalau mereka sadar bahwa wilayah C juga punya banyak sayuran ditambah harganya lebih murah dibanding wilayah B, maka sudah pasti wilayah A akan lebih sering interaksi soal sayuran ke wilayah C.

Seiring dengan itu, interaksi antara wilayah A dengan wilayah B juga akan semakin melemah.

  1. Kemudahan Transfer

Ibarat jalan-jalan, pasti kita lebih suka lewat jalan yang mudah dilalui dibanding yang rumit dan muter-muter

Sama halnya dengan interaksi antarruang, jika ternyata transportasi ke wilayah C lebih terjal dan ribet dibanding ke wilayah B, maka wilayah A sudah pasti mager duluan buat datang ke wilayah C.

Alhasil, wilayah A pun nggak jadi datang dan balik lagi beli sayur-sayuran ke wilayah B.

Kira-kira begitu deh, alasan terjadinya interaksi antarruang. Eh tapi elo penasaran nggak sih sama contoh interaksi antarruang itu kayak gimana aja? Kalau iya, lanjut scroll ke bawah!

Baca Juga: Kekuatan Interaksi Desa dan Kota

Contoh Interaksi Antarruang

Interaksi antarruang gampang banget buat kita lihat contoh-contohnya dalam kehidupan sehari. Saking banyaknya, kalau gue tulis semua mungkin elo bakal selesai baca contoh-contohnya pas udah jadi sarjana.

Nggak selebay itu, ya?

Oke, kita lanjut lagi ke contoh-contoh interaksi antarruang. Kalau menurut Drs. Sutarjo dalam bukunya yang berjudul Modul 5 Interaksi antar ruang dan Dampaknya (2020:14), kira-kira contohnya ada tiga nih.

Ada 3 bentuk interaksi antarruang, yaitu mobilitas penduduk, komunikasi, dan transportasi.
Ilustrasi bentuk-bentuk dari interaksi antarruang. (Arsip Zenius)

Mobilitas Penduduk

Kalau elo termasuk calon mahasiswa yang akan merantau jauh ke kota orang lain, elo bisa jadi contoh dari interaksi antarruang.

Sebab, merantau adalah salah satu bentuk dari mobilitas penduduk yang merupakan contoh dari interaksi antarruang.

Contoh lain dari mobilitas penduduk selain merantau adalah mudik, jalan-jalan ke tempat wisata, ataupun urbanisasi. Pokoknya segala bentuk pergerakan dan perpindahan manusia dari satu ruang ke ruang yang lain, deh!

Komunikasi

Buat elo yang hobi berselancar di media sosial entah itu di Instagram, Twitter, sampai TikTok, hobi elo itu termasuk ke dalam contoh dari interaksi antarruang, lho!

Mungkin terdengar aneh ya, soalnya kan kita kalau main media sosial pasti lebih sering sambil rebahan dibanding sambil jalan-jalan.

Nah, tapi ternyata media sosial nih sebagai medianya aja, guysInteraksi antarruangnya itu ada pada komunikasi atau perpindahan ide, gagasan, hingga informasi yang elo lakukan di media sosial.

Selain main media sosial, bentuk lain dari komunikasi ini bisa berupa menonton TV hingga mendengar radio. Hal ini sekaligus menjawab pertanyaan, “Bagaimana peran teknologi komunikasi dalam interaksi antarruang?”

Transportasi

Selain elo, ternyata barang juga bisa nih ikut interaksi antarruang. Misalnya barang yang baru elo check-out dan lagi dikirim sama abang kurir.

Pengiriman yang dilakukan abang kurir itu bisa disebut sebagai transportasi yang merupakan bentuk dari interaksi antarruang melalui perpindahan barang dari suatu wilayah ke wilayah yang lain.

Contoh lainnya ada perdagangan, pengiriman barang, dan lain sebagainya.

Kalau contoh-contohnya elo udah ngerti semua, berarti kita lanjut ke dampak atau akibat interaksi antarruang.

Baca Juga: Teori Migrasi Penduduk, Contoh, dan Dampaknya

Dampak Interaksi Antarruang

Dari contoh-contoh interaksi antarruang yang udah gue sebutkan, pasti ada aja akibat atau dampak yang dihasilkan, entah itu dampak baik maupun yang kurang menyenangkan.

Kita ambil contoh yang gampang, misalnya urbanisasi. Seiring perkembangan zaman, urbanisasi nampak selalu ada peningkatan. Akibatnya, kota menjadi semakin ramai dan padat.

Kepadatan penduduk terjadi akibat adanya interaksi antarruang.
Ilustrasi kota semakin ramai dan padat akibat maraknya urbanisasi. (Arsip Zenius)

Seperti yang kita sama-sama tahu, jika sebuah kota menjadi padat maka akan banyak kesulitan di dalamnya. Seperti kesulitan mencari tempat tinggal hingga kesulitan mencari pekerjaan.

Sampai akhirnya itu semua dapat berujung pada kemiskinan dan ramainya tindak kejahatan.

Mungkin itu hanya sebagian contoh kecilnya aja, sebab Drs. Sutarjo dalam bukunya yang berjudul Modul 5 Interaksi antar ruang dan Dampaknya (2020:17-20) menjelaskan sekiranya ada 6 dampak, nih:

Berkembangnya Pusat-Pusat Pertumbuhan

Mobilitas penduduk ke kota-kota besar atau urbanisasi dapat berdampak pada berkembangnya pusat-pusat pertumbuhan.

Kita ambil contoh yang jauh di Amerika Serikat, dari dulu orang-orang yang memiliki mimpi untuk berada dalam industri perfilman pasti akan datang ke kota Los Angeles yang terkenal akan distrik Hollywoodnya. Akibatnya, Los Angeles pun menjadi pusat dari pertumbuhan industri perfilman dunia.

Sama halnya dengan di Indonesia, banyak orang yang merantau ke Jakarta untuk mengubah nasib. Alhasil Jakarta pun menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Perubahan Penggunaan Lahan

Seperti yang udah gue bilang di awal, kepadatan penduduk akibat urbanisasi pasti akan berdampak pada kesulitan mencari tempat tinggal.

Untuk mengatasi hal tersebut, nggak jarang dilakukan perubahan penggunaan lahan. Misalnya lahan perkebunan dialihfungsikan menjadi lahan permukiman atau lahan pertanian yang diubah menjadi lahan perkantoran.

Semua itu dilakukan supaya memenuhi kebutuhan dari wilayah tersebut.

Perubahan Orientasi Mata Pencaharian

Dahulu, mata pencaharian orang-orang nggak akan jauh-jauh dari petani, pedagang, atau nelayan bagi yang tinggal di pesisir pantai.

Namun dengan adanya interaksi antarruang, orientasi mata pencaharian pun ikut berubah. Misalnya pemuda desa yang enggan menjadi petani karena ingin merantau menjadi aktor di Jakarta.

Berkembangnya Sarana dan Prasarana

Sebelum dibangunnya jalan Tol Trans-Jawa, perjalanan dari Jakarta ke daerah-daerah di Jawa Tengah atau Jawa Timur tuh kerasa lama banget!

Tapi karena di Indonesia ada interaksi antarruang yang selalu terjadi tiap tahun, yaitu mudik, maka jalan tol pun akhirnya dibangun guna melancarkan mudik. Alhasil sarana dan prasarana yang lain jadi ikut berkemband deh.

Perubahan Komposisi Penduduk

Migrasi yang dilakukan masyarakat dapat berdampak pada perubahan komposisi penduduk di wilayah tujuan.

Misalnya, wilayah A tadinya penuh dengan orang-orang beragama Islam. Namun karena wilayah A sering menjadi tujuan perantauan, maka kemungkinan wilayah A nggak lagi diisi oleh Muslim saja, bisa jadi lebih beragam dengan datangnya para penganut Hindu atau Katolik.

Tapi hal ini nggak hanya berlaku dalam komposisi agama aja ya, melainkan bisa juga berlaku pada suku ataupun ras.

Perubahan Sosial Budaya

Ketika terjadi interaksi antarruang, otomatis ada pula interaksi sosial antarindividu di dalamnya, misalnya penduduk asli dengan pendatang.

Perbedaan norma dan nilai yang dipegang oleh masing-masing golongan kemudian dapat memicu akulturasi maupun asimilasi budaya.

Posted in

0 komentar:

Posting Komentar